DanaRupiah Gandeng HACKTIV8 untuk Majukan Pendidikan Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Era di mana terjadi disrupsi teknologi di berbagai bidang. Bahkan, pada masa mendatang diprediksi banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin.

Untuk menerjang era tersebut, pendidikan yang baik dan berkualitas bisa menjadi jalan keluar. Lewat pendidikan, seseorang akan mampu mempunyai skill yang dibutuhkan sesuai zaman.

Apalagi, saat ini Indonesia menyimpan potensi tenaga kerja yang besar. Sekarang, Indonesia berada pada tahap perkembangan di mana kelompok usia muda dan produktif-mereka yang rentang usianya di bawah 30 tahun-lebih besar dibandingkan populasi usia tuanya.

Namun, ternyata angka putus sekolah masih menjadi problematika klasik dunia pendidikan di Indonesia. Tercatat, ada 187.824 siswa di Indonesia yang putus sekolah pada tahun ajaran 2017/2018. Sebanyak 73.000 di antaranya merupakan siswa putus sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Faktor ekonomi keluarga disinyalir menjadi salah satu masalah utama banyaknya anak putus sekolah di Indonesia.

Salah satu solusi yang bisa dijalankan adalah mencari alternatif pendidikan lain, seperti mengikuti pelatihan atau kursus. Namun sayang, masalah keterjangkauan biaya lagi-lagi menjadi kendala yang bisa saja ditemui.

Mengenai hal tersebut, PT Layanan Keuangan Berbagi (DanaRupiah) tergerak untuk turut serta membantu mereka yang kesulitan menjangkau biaya pendidikan.

Sebagai informasi, DanaRupiah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang financial technology (fintech) dengan memberikan pinjaman uang dengan sistem peer to peer (P2P).

Dengan sistem ini, peminjam bisa memperoleh pinjaman dengan bunga rendah sehingga memudahkan mereka untuk memperoleh akses secara praktis.

Direktur DanaRupiah Wahyu S. Ariyanto mengatakan, pihaknya ingin turut serta memajukan pendidikan Indonesia dengan cara berinvestasi pada bidang sumber daya manusia (SDM) melalui program DanaRupiah Pendidikan.

“Untuk menuju pada arah pengentasan anak yang putus sekolah tentu harus melewati beberapa tahap. Nah, di sini kami sebagai fintech bertugas untuk menjembatani mereka yang ingin bersekolah namun kurang biaya,” ujarnya.

Oleh karena itu, perusahaan yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu meluncurkan pinjaman pendidikan untuk orang yang ingin menuntut ilmu di lembaga pendidikan tapi masih butuh bantuan biaya. Adapun lembaga pendidikan yang dimaksud adalah yang berkecimpung di bidang training atau pelatihan.

danarupiah-gandeng-hacktiv8-untuk-majukan-pendidikan-indonesia

Memenuhi tenaga kerja berkualitas

Dalam rangka menjalankan pinjaman pendidikan tersebut, DanaRupiah tidak bekerja sendiri. Mereka turut menggandeng salah satu institusi pendidikan non-formal pada sektor Information and Technology (IT), HACKTIV8.

CEO HACKTIV8, Ronald Ishak menuturkan bahwa pihaknya menyambut kerjasama ini dengan tangan terbuka.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada DanaRupiah atas kepercayaannya. Sebagai informasi, siswa yang sudah lulus dari program kami sejak berdiri pada 2016 ada sekitar 300 orang dan semuanya saat ini telah bekerja,” jelas Ronald.

Hal tersebut, lanjutnya, adalah salah satu upaya HACKTIV8 dalam memenuhi tenaga kerja berkualitas di Indonesia, utamanya pada bidang web developing.

Asal tahu saja, saat ini siswa lulusan HACKTIV8 banyak yang bekerja di perusahaan ternama di Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek. Bahkan, tak sedikit pula yang membuka peluang bisnis sendiri.

“Namun, tak jarang kami menemukan masalah siswa yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan di sini karena keterbatasan biaya. Jadi, kami sangat excited dalam kerjasama ini untuk membantu banyak siswa mewujudkan impiannya,” imbuh Ronald lagi.

Untuk mengakses informasi tentang program ini lebih jauh, silakan kunjungi laman resmi DanaRupiah di sini.

Rate this post